1. Wisata Alam
Memasuki wilayah Kabupaten Mamasa yang pertama terlihat adalah
keindahan alam yang masih perawan dengan bukit – bukit hijau dan udara
pegunungan yang sejuk, berikut objek wisata dan keindahan budaya
Mamasa. Wisata Alam Kabupaten Mamasa antara lain dapat kita jumpai
pada Panorama Alam Gunung Mambulilling, Panorama Alam dan Sawah Tegalan
di kec. Pana, Air Terjun (Sarambu) yang tersebar diberbagai
tempat seperti air terjun Sollokan di Messawa, Air Terjun Sambabo di
Bambang , Air Terjun Salulemo di Rantebulahan Timur, Air Terjun Liawan
di Sumarorong, Air Terjun Rimbe di Nosu, air terjun Tetean di Tondok
Bakaru, air terjun Parak di Tawalian dan Permandian Air Panas Alam yang
sangat banyak di berbagai kecamatan seperti air panas Rante-Rante, air
panas Kole, air panas Rantekatoan ketiganya terdapat dalam wilayah kota
Mamasa, air panas Uhailano di kecamatan Aralle, air panas Malimbong di
kecamatan Messawa. Salah satu obyek wisata yang sangat terkenal di
kabupaten Mamasa adalah Gunung Gandang Dewata yang telah menjadi obyek
bagi pendaki gunung dan pencinta alam. Gunung ini dikenal penuh misteri
dan alam yang penuh tantangan. Meskipun beberapa pendaki gunung telah
menjadi korban keganasan Gandang Dewata namun rasa penasaran makin
memotivasi para pendaki dan pencinta alam untuk berkunjung ke gunung
itu.
2. Wisata Agro
Wisata Agro yang meliputi beberapa potensi seperti potensi pertanian, perkebunan, peternakan/ perikanan dan kehutanan.
Masyarakat Kabupaten Mamasa pada umumnya hidup dengan bertani. Bila dikelola dengan baik, hasil pertanian bisa surplus mengingat luas lahan yang potensial untuk pertanian sangat memadai. Adapun produk pertanian yang dikembangkan masyarakat masih bersifat tradisional untuk pengembangan tanaman berupa sayur-sayuran, markisa, terong, kacang tanah, lada, kacang hijau, tanaman pisang serta kakao dan kopi yang menjadi komoditi andalan kabupaten Mamasa. Pengembangan sektor perkebunan, khususnya kopi dan kakao telah digalakkan sebagai salah satu produk unggulan daerah sebagai usaha penggerak perekonomian jangka panjang. Hal ini dilatar belakangi bahwa produk sektor ini memiliki nilai ekonomi jual tinggi dengan pangsa pasar berskala Nasional dan Internasional. Kebupaten Mamasa merupakan salah satu kabupaten yang terpilih untuk program Gerakan Nasional (GERNAS) Kakao, diharapkan kedepannya akan membantu roda perekonomiam masyarakat.
Potensi peternakan untuk kabupaten Mamasa adalah hewan peliharaan berupa Kerbau, Babi, Ayam dan Itik. Namun yang mempunyai nilai dalam masyarakat adalah Babi dan Kerbau. Khusus sektor perikanan, ikan air tawar khususnya ikan mas adalah jenis yang paling digemari. Disamping itu juga terdapat ikan lele dan ikan nila.
Kondisi alam Mamasa yang pada dasarnya adalah pegunungan masih didominasi oleh hutan lebat dengan segala potensi yang dimiliki, salah satunya adalah menjamin ketersediaan air bukan hanya untuk wilayah kabupaten Mamasa, tetapi juga untuk wilayah kabupaten lainnya seperti PLTA Bakaru di kabupaten Pinrang.
Kabupaten Mamasa sebagai wilayah yang berada pada dataran tinggi dengan hampir seluruh wilayahnya adalah pegunungan seharusnya menjadi lumbung pemasok industri kayu olahan di Sulawesi Barat untuk kebutuhan Domestik dan Regional. Namun seiring dengan reformasi pengelolaan dan pemanfaatan hutan berbasis pelestarian lingkungan dan ekosistem maka kabupaten Mamasa memantapkan diri sebagai daerah terdepan penyumbang oksigen terbesar untuk paru-paru dunia dan hutan Mamasa menjamin ketersediaan air untuk jangka panjang. Komoditas sektor kehutanan sangat besar dikabupaten Mamasa karena didukung oleh potensi lahan hutan dengan luas kurang lebih 198,873 Ha.
Wisata Agro yang meliputi beberapa potensi seperti potensi pertanian, perkebunan, peternakan/ perikanan dan kehutanan.
Masyarakat Kabupaten Mamasa pada umumnya hidup dengan bertani. Bila dikelola dengan baik, hasil pertanian bisa surplus mengingat luas lahan yang potensial untuk pertanian sangat memadai. Adapun produk pertanian yang dikembangkan masyarakat masih bersifat tradisional untuk pengembangan tanaman berupa sayur-sayuran, markisa, terong, kacang tanah, lada, kacang hijau, tanaman pisang serta kakao dan kopi yang menjadi komoditi andalan kabupaten Mamasa. Pengembangan sektor perkebunan, khususnya kopi dan kakao telah digalakkan sebagai salah satu produk unggulan daerah sebagai usaha penggerak perekonomian jangka panjang. Hal ini dilatar belakangi bahwa produk sektor ini memiliki nilai ekonomi jual tinggi dengan pangsa pasar berskala Nasional dan Internasional. Kebupaten Mamasa merupakan salah satu kabupaten yang terpilih untuk program Gerakan Nasional (GERNAS) Kakao, diharapkan kedepannya akan membantu roda perekonomiam masyarakat.
Potensi peternakan untuk kabupaten Mamasa adalah hewan peliharaan berupa Kerbau, Babi, Ayam dan Itik. Namun yang mempunyai nilai dalam masyarakat adalah Babi dan Kerbau. Khusus sektor perikanan, ikan air tawar khususnya ikan mas adalah jenis yang paling digemari. Disamping itu juga terdapat ikan lele dan ikan nila.
Kondisi alam Mamasa yang pada dasarnya adalah pegunungan masih didominasi oleh hutan lebat dengan segala potensi yang dimiliki, salah satunya adalah menjamin ketersediaan air bukan hanya untuk wilayah kabupaten Mamasa, tetapi juga untuk wilayah kabupaten lainnya seperti PLTA Bakaru di kabupaten Pinrang.
Kabupaten Mamasa sebagai wilayah yang berada pada dataran tinggi dengan hampir seluruh wilayahnya adalah pegunungan seharusnya menjadi lumbung pemasok industri kayu olahan di Sulawesi Barat untuk kebutuhan Domestik dan Regional. Namun seiring dengan reformasi pengelolaan dan pemanfaatan hutan berbasis pelestarian lingkungan dan ekosistem maka kabupaten Mamasa memantapkan diri sebagai daerah terdepan penyumbang oksigen terbesar untuk paru-paru dunia dan hutan Mamasa menjamin ketersediaan air untuk jangka panjang. Komoditas sektor kehutanan sangat besar dikabupaten Mamasa karena didukung oleh potensi lahan hutan dengan luas kurang lebih 198,873 Ha.
3. Wisata Sejarah
Kabupaten Mamasa memiliki potensi Wisata Sejarah karena Kabupaten Mamasa mempunyai banyak peninggalan-peninggalan yang memiliki nilai Sejarah seperti pekuburan tua Tedong-tedong di kec. Balla, Situs To’ Pao di kec. Mamasa , Ora-ora ( mummi), Bilah kapuk, Batu Terapung, Pindan, Sempe di kec. Tabang, Padaling (Gong) Nenek Pongka Padang, Meriam dan Pesanggrahan ( peninggalan Belanda) di kec. Mamasa, Gereja Tua (1929) (peninggalan Belanda) di kec. Tawalian, Simbol Gelaran Mambi ( Lantang Kada Nenek) di kec. Mambi, Tugu ( perlawanan belanda) dikec. Buntu Malangka. Selain itu banyak pula benda-benda unik yang bersifat legenda seperti Batu Kumila’ (Batu Nakal), Batu Laledong (Batu Bergoyang) dan lain-lain.
Dengan banyaknya peninggalan bersejarah di kabupaten Mamasa ini merupakan tanda bahwa Kabupaten Mamasa mempunyai nilai sejarah yang tinggi dan ini patut kita jaga dan lestarikan sebagai kekayaan Sejarah Kabupaten Mamasa tercinta ini.
Kabupaten Mamasa memiliki potensi Wisata Sejarah karena Kabupaten Mamasa mempunyai banyak peninggalan-peninggalan yang memiliki nilai Sejarah seperti pekuburan tua Tedong-tedong di kec. Balla, Situs To’ Pao di kec. Mamasa , Ora-ora ( mummi), Bilah kapuk, Batu Terapung, Pindan, Sempe di kec. Tabang, Padaling (Gong) Nenek Pongka Padang, Meriam dan Pesanggrahan ( peninggalan Belanda) di kec. Mamasa, Gereja Tua (1929) (peninggalan Belanda) di kec. Tawalian, Simbol Gelaran Mambi ( Lantang Kada Nenek) di kec. Mambi, Tugu ( perlawanan belanda) dikec. Buntu Malangka. Selain itu banyak pula benda-benda unik yang bersifat legenda seperti Batu Kumila’ (Batu Nakal), Batu Laledong (Batu Bergoyang) dan lain-lain.
Dengan banyaknya peninggalan bersejarah di kabupaten Mamasa ini merupakan tanda bahwa Kabupaten Mamasa mempunyai nilai sejarah yang tinggi dan ini patut kita jaga dan lestarikan sebagai kekayaan Sejarah Kabupaten Mamasa tercinta ini.
4. Wisata Budaya
Keanekaragaman budaya Mamasa adalah daya tarik tersendiri bagi wisatawan , mulai dari rumah tradisional dengan beragam jenis, perkampungan tradisional, ritual rambu solo’ (kedukaan), ritual rambu tuka’ (sukacita), seni budaya tradisonal hingga benda-benda bersejarah. Upacara-upacara rambu solo’ dan rambu tuka’ masih terpelihara dengan dalam kehidupan masyarakat Mamasa kecuali hal-hal yang tidak sejalan dengan ajaran agama yakni ritual yang sifatnya berhala. Upacara kematian di daerah Mamasa memiliki kemiripan dengan Tana Toraja namun prosesi upacara kematian di Mamasa lebih rumit. Upacara kematian disesuaikan dengan strata social sehingga ada mayat yang disemayamkan sampai beberpa tahun dengan pengorbanan ratusan babi dan kerbau (diallun) dan ada juga yang hanya dua hari dengan pengorbanan seadanya.
Upacara yang bersifat sukacita (syukuran) antara lain Malangngi’ (pesta syukuran bagi kaum perempuan), Ma’bululondong dan Ma’pararuk (syukuran untuk kaum pria), Menani pare (syukuran pasca panen), Ma’rinding bai, Ma’rinding Tedong, Ma’eran Gayang, Ma’bua’ adalah tingkatan-tingkatan syukuran bagi orang kaya dan kaum bangsawan, Melambe yakni upacara permohonan kepada Sang Pencipta.
Rumah adat dan rumah tradisional Mamasa ada lima jenis yaitu, Banua Layuk yakni Rumah Mamasa berukuran besar dan tinggi lengkap dengan ukiran. Rumah (Banua) ini milik Pemangku Adat ( Kasta Tinggi), Banua Sura’ yakni Rumah Mamasa yang diukir tapi tidak setinggi Banua Layuk. Rumah ini dihuni oleh bangsawan, baik pemimpin atau penguasa adat maupun bangsawan tinggi lainnya, Banua Bolong yakni Rumah Mamasa yang hanya diberi warna hitam walaupun ukurannya sama dengan Banua Sura’. Rumah ini dihuni oleh orang kaya dan pemberani dalam masyarakat, Banua Rapa’ yakni Rumah Mamasa dengan warna asli ( tidak diukir atau dihitamkan) dimiliki oleh masyarakat biasa, Banua Longkarrin yaitu Rumah Mamasa yang bagian tiang paling bawah bersentuhan dengan tanah dialas dengan balok kayu (longkarrin), juga dihuni oleh masyarakat biasa.
Keanekaragaman budaya Mamasa adalah daya tarik tersendiri bagi wisatawan , mulai dari rumah tradisional dengan beragam jenis, perkampungan tradisional, ritual rambu solo’ (kedukaan), ritual rambu tuka’ (sukacita), seni budaya tradisonal hingga benda-benda bersejarah. Upacara-upacara rambu solo’ dan rambu tuka’ masih terpelihara dengan dalam kehidupan masyarakat Mamasa kecuali hal-hal yang tidak sejalan dengan ajaran agama yakni ritual yang sifatnya berhala. Upacara kematian di daerah Mamasa memiliki kemiripan dengan Tana Toraja namun prosesi upacara kematian di Mamasa lebih rumit. Upacara kematian disesuaikan dengan strata social sehingga ada mayat yang disemayamkan sampai beberpa tahun dengan pengorbanan ratusan babi dan kerbau (diallun) dan ada juga yang hanya dua hari dengan pengorbanan seadanya.
Upacara yang bersifat sukacita (syukuran) antara lain Malangngi’ (pesta syukuran bagi kaum perempuan), Ma’bululondong dan Ma’pararuk (syukuran untuk kaum pria), Menani pare (syukuran pasca panen), Ma’rinding bai, Ma’rinding Tedong, Ma’eran Gayang, Ma’bua’ adalah tingkatan-tingkatan syukuran bagi orang kaya dan kaum bangsawan, Melambe yakni upacara permohonan kepada Sang Pencipta.
Rumah adat dan rumah tradisional Mamasa ada lima jenis yaitu, Banua Layuk yakni Rumah Mamasa berukuran besar dan tinggi lengkap dengan ukiran. Rumah (Banua) ini milik Pemangku Adat ( Kasta Tinggi), Banua Sura’ yakni Rumah Mamasa yang diukir tapi tidak setinggi Banua Layuk. Rumah ini dihuni oleh bangsawan, baik pemimpin atau penguasa adat maupun bangsawan tinggi lainnya, Banua Bolong yakni Rumah Mamasa yang hanya diberi warna hitam walaupun ukurannya sama dengan Banua Sura’. Rumah ini dihuni oleh orang kaya dan pemberani dalam masyarakat, Banua Rapa’ yakni Rumah Mamasa dengan warna asli ( tidak diukir atau dihitamkan) dimiliki oleh masyarakat biasa, Banua Longkarrin yaitu Rumah Mamasa yang bagian tiang paling bawah bersentuhan dengan tanah dialas dengan balok kayu (longkarrin), juga dihuni oleh masyarakat biasa.
5. Wisata Minat Khusus
Untuk Wisata Minat Khusus di Kabupaten Mamasa ada dua yang potensial yaitu Wisata Mendaki Gunung dan arung Jeram . Wisata Mendaki Gunung biasanya dilakukakan oleh anak-anak muda yang tergabung dalam organisasi MAPALA (Mahasiswa Pecinta alam). Ada dua (2) gunung yang biasanya menjadi tujuan wisata mereka yaitu Gunung Mambulilling dan Gunung gandang Dewata. Sedangkan wisata arung jeram untuk kabupaten Mamasa juga sangat potensial melihat di Kabupaten Mamasa terdapat beberapa aliran sungai yang cocok untuk wisata arung jeram. Namun untuk jenis wisata seperti arung jeram ini membutuhkan keterampilan tersendiri bagi peminatnya karena termasuk dalam wisata yang tergolong berbahaya apabila tidak disertai dengan keterampilan/ keahlian tersendiri atau paling tidak dibutuhkan pendamping yang menguasai teknik arung jeram bagi peminat wisata arung jeram ini.
Untuk Wisata Minat Khusus di Kabupaten Mamasa ada dua yang potensial yaitu Wisata Mendaki Gunung dan arung Jeram . Wisata Mendaki Gunung biasanya dilakukakan oleh anak-anak muda yang tergabung dalam organisasi MAPALA (Mahasiswa Pecinta alam). Ada dua (2) gunung yang biasanya menjadi tujuan wisata mereka yaitu Gunung Mambulilling dan Gunung gandang Dewata. Sedangkan wisata arung jeram untuk kabupaten Mamasa juga sangat potensial melihat di Kabupaten Mamasa terdapat beberapa aliran sungai yang cocok untuk wisata arung jeram. Namun untuk jenis wisata seperti arung jeram ini membutuhkan keterampilan tersendiri bagi peminatnya karena termasuk dalam wisata yang tergolong berbahaya apabila tidak disertai dengan keterampilan/ keahlian tersendiri atau paling tidak dibutuhkan pendamping yang menguasai teknik arung jeram bagi peminat wisata arung jeram ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar